Walau demikian, kekeliruan itu harus dijauhi karena peranan simbol sangat penting untuk perusahaan.
Simbol adalah muka dan identitas dari sebuah perusahaan atau usaha. Maka bila kamu ingin membuat simbol yang gampang dikenang oleh beberapa orang, seharusnya jauhi kekeliruan saat membuat.
Ingin tahu apa kekeliruan dalam membuat simbol yang kerap dilaksanakan oleh pemula?
1. Begitu Mengikuti Trend
Trend di dunia desain benar-benar sangat bermacam dan dapat jadi referensi dalam membuat simbol. Tetapi, bukan bermakna kamu dapat cuman memercayakan trend sebentar saat membuat suatu simbol.
Sama seperti yang diterangkan di artikel ini, masih lumayan banyak pendesain grafis yang membuat kekeliruan dalam membuat simbol karena mereka cuman tergantung pada trend terkini.
Walau sebenarnya, dalam membuat simbol semestinya jadi perhatian juga arah dan nilai dari usaha. Maka tidak dapat simbol dibikin cukup dengan mengikuti trend yang ramai dibicarakan.
Satu trend pasti tidak bertahan selama-lamanya dan pasti terpindahkan dengan trend lainnya. Itu kenapa tidak boleh begitu mengikuti trend saat membuat suatu simbol merek.
2. Design yang Begitu Susah
Design simbol yang susah tidak mempermudah orang saat mengingatnya. Itu kenapa, seharusnya jauhi membuat design yang begitu kompleks.
Kesederhanaan bukan bermakna buruk. Malah, simbol yang simpel akan dipandang lebih menarik dan gampang dikenang oleh audience sebagai syarat pendaftaran merek.
Kekeliruan dalam membuat simbol ini sering dilaksanakan oleh pemula karena mereka berasa simbol yang susah akan lebih bagus.
Walau sebenarnya, satu simbol yang memikat adalah yang simpel, efisien, dan bisa menyuguhkan nilai dari merek atau perusahaan.
3. Penyeleksian Warna yang Jelek
Salah satunya kekeliruan umum dalam membuat simbol ialah penyeleksian warna yang jelek.
Sebagai seorang pendesain tentu saja harus berhati-hati ketika menentukan warna untuk simbol. Masalahnya warna bisa menggambarkan nilai dari merek dengan syarat pendaftaran merek.
Harus ada proses penyeleksian warna yang lumayan panjang untuk sebuah simbol. Bila warna yang diputuskan tidak sesuai citra merek atau perusahaan, tentu saja akan susah dikenali oleh khalayak.
Disamping itu, banyak pula pendesain pemula yang coba melakukan eksperimen membuat satu simbol dengan memberi kebanyakan warna.
Walau sebenarnya, saat memakai warna yang terlalu berlebih karena itu dapat membuat watak merek jadi tidak terang.
Itu kenapa, proses ambil keputusan untuk pilih warna jangan diacuhkan karena hal yang ini benar-benar punya pengaruh pada nilai simbol.
4. Memakai Font yang Tidak Pas
Selain penyeleksian warna, seorang pendesain perlu cari tahu seperti apakah font yang pas dipakai untuk bikin simbol.
Pilih font bukan hal yang gampang. Kita harus cari tahu apa pesan yang ingin dikatakan oleh merek hingga tidak bakal ada kekeliruan saat menentukan font dengan syarat pendaftaran merek.
Looka mengatakan jika font yang dipakai sebaiknya sesuai watak produk atau service yang dijajakan.
Misalkan, kamu akan membuat simbol dari sebuah perusahaan berbasiskan tehnologi. Tentu saja font yang susah atau kuno bukan opsi yang tepat.
Perusahaan berbasiskan tehnologi tentunya makin lebih pas memakai font yang kekinian atau bahkan juga modern.
5. Design Tidak Orisinal
Otensitas ialah hal yang terpenting dalam membuat design simbol. Sebaik apa saja simbol bikinanmu, tetapi bila begitu serupa dengan simbol lainnya tentu saja tidak bisa dibanggakan.
Kekeliruan dalam membuat simbol yang ini masih kerap terjadi. Masalahnya dalam membuat simbol kita perlu cari ide.
Tetapi, kadang bukan ide yang didapat. Tetapi hasil design simbol yang begitu serupa dengan simbol dari merek lain.
Sebagai seorang pendesain, semestinya kamu menjauhi dari kekeliruan yang ini. Tentu saja kamu tidak mau dikatakan sebagai seorang plagiat, kan?
Sitepoint menerangkan jika seorang pendesain jangan malas untuk lakukan penelitian dan selalu harus mempunyai gagasan yang orisinal.
Tidak ada komentar